Pandita Mpu Jaya Prema Ananda

Untuk kedamaian dari Rumah Budaya Pasraman Manikgeni, Pujungan, Tabanan, Bali

Kamis, 30 Juli 2020

Dalam Hindu, Krishna bukan Tuhan tapi Awatara

›
Mpu Jaya Prema Om Swastyastu. Sahabat yang baik dan umat sedharma yang terkasih. Saya memperkenalkan rubrik baru, Dharma Tula , di blog in...

Krishna Bukan Tuhan dalam Ajaran Hindu

›
Om Swastyastu. Sahabat yang baik dan umat sedharma yang terkasih. Saya memperkenalkan rubrik baru, Dharma Tula, di channel YouTube “Manikgen...
3 komentar:
Sabtu, 11 Juli 2020

Buron

›
Putu Setia | @mpujayaprema Jika merujuk ke kamus Bahasa Indonesia, buron adalah orang yang sedang dikejar polisi. Ada pun di kamus bahasa-...
Sabtu, 04 Juli 2020

Marah

›
Putu Setia | @mpujayaprema  Marah adalah sifat dasar manusia. Tapi mengumbar marah sangat bergantung pada situasi dan posisi seseorang. Ko...
Sabtu, 27 Juni 2020

Lomba Corona

›
Putu Setia | @mpujayaprema Terobosan baru dari Kementrian Dalam Negeri di era pandemi Covid-19. Menyelenggarakan berbagai lomba. Baru saja...
Sabtu, 20 Juni 2020

Kritik

›
Putu Setia | @mpujayaprema Bagi sebagian rakyat, ada dua kewaspadaan yang bersifat nasional yang harus diperhitungkan hari-hari ini. Yang ...
Sabtu, 13 Juni 2020

BANDEL

›
Putu Setia | @mpujayaprema Euforia new normal terjadi di seluruh pelosok negeri. Pusat-pusat perdagangan, dari mal sampai pasar tradision...
Jumat, 12 Juni 2020

INI CUMA PERAGAAN

›
Jika pendeta memakai pelindung wajah di saat wabah Covid-19. Inilah sekadar cerita rfingan. Selesai ngaturang puja di kamar suci, ada nanak ...
Sabtu, 06 Juni 2020

Transisi

›
Putu Setia | @mpujayaprema Babak baru dalam memutus penyebaran virus corona atau yang disebut Covid-19. Pemerintah mengumumkan tahapan bar...
Jumat, 05 Juni 2020

Piodalan Virtual

›
Purnama Sada, 5 Juni ini, piodalan di merajan Griya Alit Pedungan, Denpasar. Karena Denpasar ada PKM saya tak bisa dan malas ke Denpasar, na...
‹
›
Beranda
Lihat versi web

Mengenai Saya

Foto saya
Pandita Mpu Jaya Prema Ananda
Ida Pandita Mpu Jaya Prema Ananda, nama yang diberikan oleh guru spiritual saya pada 21 Agustus 2009 dini hari di Pasraman Manikgeni Pujungan. Nama lahir pemberian orang tua adalah Putu Setia. Pensiun dari Majalah TEMPO sebagai Redaktur Senior, 2006. Namun, sampai saat ini saya masih menulis di Kelompok Media Tempo. Tulisan rutin di Koran Tempo Akhir Pekan di rubrik Cari Angin. Di situ masih memakai nama lama, lebih karena masalah "pasar" -- atas seizin Guru Nabe. Di luar urusan itu, nama lama tak lagi dipakai. Sahabat saya cukup menyebut Mpu saja Namun di Bali, ada sebutan khas yaitu: Nak Lingsir. Orang yang dituakan yang juga berarti yang dihormati. Salam damai untuk semua orang.
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.