Sabtu, 15 Desember 2018

Sehat Badan Saja Tak Cukup

Ida Pandita Mpu Jaya Prema Ananda

ANDA sehat? Pertanyaan itu sering muncul di media sosial. Pertanyaan ini sesungguhnya bukanlah betul-betul menanyakan kesehatan seseorang, tetapi lebih banyak menyindir. Mungkin orang yang ditanya itu menulis kata-kata yang cenderung tidak sehat. Misalnya nyinyir. Atau suka menulis hal-hal yang tidak pantas dikatakan. Sehingga orang pun bereaksi dengan menanyakan kesehatannya. Yang sejatinya ditanya bukan sehat badan dan raga, tetapi pikirannya, sehat atau tidak?
Kalau pikirannya tidak sehat pertanda orang tersebut miskin rohaninya. Kemiskinan ini sulit untuk dientaskan dengan bantuan orang lain kalau yang bersangkutan sendiri tidak ada minat untuk itu. Miskin rohani susah untuk dientaskan karena mereka orang yang bisa saja sehat raganya,  kehidupannya cukup sandang dan makan, tetapi perilakunya sering menyimpang.

Dalam sastra Hindu ada dua jenis kemiskinan. Miskin secara phisik yang disebut daridra. Miskin seperti itu banyak faktor penyebabnya. Mungkin karena pendidikannya rendah sehingga tak punya kemampuan bersaing dalam mendapatkan pekerjaan. Penyebab rendahnya pendidikan juga karena berawal dari keluarga yang miskin. Bagaimana orang sekolah kalau tak bisa membeli buku, membayar uang sekolah dan bahkan harus ikut orangtua bekerja mencari nafkah?  Maka jadilah orang miskin karena pendidikan dasarnya kurang.

Miskin yang satu lagi adalah miskin secara rohani. Ini disebut dinabuddhi. Untuk memperbaiki hidup orang-orang yang tergolong dinabuddhi ini sulit. Mereka bisa saja memiliki kekayaan dan karena itu biasanya angkuh. Kalau bersembahyang minta di depan meski datang belakangan, apalagi kalau disorot televisi mereka paling awal mejeng. Kalau memberikan bantuan harus ada imbalan untuk pamer, misalnya, mengundang wartawan.  Sepintas kelihatannya rajin beribadah namun budinya kosong dan tak ada tanda-tanda meningkatkan kehidupan spiritualnya.

Ajaran Hindu menyebutkan cara mengentaskan kemiskinan rohani ini adalah dengan mengajak mereka berbuat di jalan dharma. Kelihatan mudah tetapi amatlah sulit mengajak orang berbuat di jalan dharma itu. Apalagi kalau kekayaan mereka itu didapat dengan penuh serakah, misalnya, korupsi. Atau perbuatan lain yang tergolong jahat. Juga karena pengaruh lingkungan dan kekerabatan di antara orang-orang kaya yang miskin rohani.  Dalam Rg Weda VII.86.6 ada disebutkan: “Orang-orang hendaknya jangan melakukan dosa di dalam hidupnya. Tetapi lingkungan yang menjadikan demikian. Adapun penyebab perbuatan dosa, antara lain, minuman keras, suka mencela orang lain, judi dan kebodohan.” Lingkunganlah yang paling sering menghancurkan orang-orang baik sehingga ia menjadi orang miskin rohani.

Orang-orang yang miskin rohani ini bisa diperbaiki dengan cara mengajaknya mempelajari agama. Tidak harus langsung membaca kitab suci, purana, ithiasa dan sebagainya, tetapi bisa dengan memperkenalkan lingkungan yang dekat dengan dunia rohani. Akan tetap menjadi sulit kalau lingkungan tidak mendukung. Minat baca rendah karena itu kita bisa mengajaknya dengan mendengarkan pesantian, ceramah keagamaan dan sebagainya. Kita harus menciptakan suasana supaya mereka tertarik dengan lingkungan baru yang mengarah kepada kehidupan spiritual yang lebih baik.

Memang, kita harus sangat sabar. Mereka bisa saja ikut rajin mendengarkan kekawin, geguritan dan sebagainya, tetapi prilakunya belum tentu berubah. Masih suka berjudi, mabuk minuman keras, serakah dan seterusnya. Tetapi kita jangan menyerah untuk mengentaskan kemiskinan rohani ini dengan menuntunnya lebih tekun dan memberi teladan yang baik.

Sekarang ini banyak ada perkumpulan yang mengarah kepada kehidupan spiritual menuju jalan dharma. Berbagai ormas Hindu lahir dan memperkenalkan dirinya ke masyarakat. Ada yang tujuan utamanya melakukan tirthayatra, ada yang berusaha menghimpun diri dengan mengadakan pertemuan-pertemuan yang membahas kasus-kasus yang terjadi di masyarakat berkaitan dengan adat dan budaya agama. Semuanya itu baik karena kita harus mencetak lebih banyak orang yang sehat secara rohani karena sehat badan saja tidaklah cukup. Dalam era moderen di mana persaingan sumber daya manusia begitu ketat, umat Hindu harus tampil lebih prima. Janganlah menjadi orang yang sehat tetapi rohani kita miskin, tetapi bangunlah badan dan jiwanya sesuai dengan konsep Hindu. Sehat rohani dan sehat pula jasmani. (*)

1 komentar: