Senin, 31 Desember 2018

Wajah Bali 2019

Mpu Jaya Prema

INI bukan ramalan tentang Pulau Bali tahun 2019. Apalagi ramalan yang bersifat klenik atau berdasarkan perhitungan tahun Cina di mana 2019 adalah Tahun Babi Tanah. Ini hanya ulasan sekitar apa yang sudah bisa dibayangkan dengan Bali di tahun nanti. Tentu berdasarkan keadaan nyata yang gejalanya sudah terlihat di tahun 2018 yang akan kita lewati.

Sabtu, 29 Desember 2018

Menerima Waranugraha di Pemaridan Guru

Ida Pandita Mpu Jaya Prema Ananda

HARI Sabtu Pon wuku Dungulan hari ini, jika dikaitkan dengan rangkaian Hari Raya Galungan disebut sebagai Pemaridan Guru. Pemaridan kata dasarnya adalah marid, ini sudah diserap ke dalam bahasa Bali. Marid berarti selesainya sebuah yadnya dan kita ngelungsur waranugraha. Bisa dalam bentuk non-phisik seperti keselamatan, kerahayuan, kesehatan, ketenangan dan hal-hal yang bersifat positif dari para leluhur yang sudah menyatu (amor) dengan Hyang Widhi. Namun waranugraha itu bisa saja secara phisik, misalnya, mengumpulkan makanan dan jajajan yang tadinya dipakai bahan persembahan.

Deteksi Tsunami

Putu Setia | @mpujayaprema

Nusantara ini negeri bahari. Kita punya laut luas sekali. Di laut kita jaya, begitu ada ungkapan optimistis. Tapi dari laut pula kita dapat bencana. Salah satunya disebut tsunami.

Senin, 24 Desember 2018

Galungan Memperbaiki Moral

Mpu Jaya Prema

SELAMAT menyongsong (nyanggra) Hari Raya Galungan kepada seluruh umat Hindu di mana saja berada, baik yang merayakannya maupun yang tidak. Semoga dharma, kebenaran yang sejati, bisa singgah di hati kita semua. Semoga adharma, kegelapan pikiran akibat nafsu serakah, surut ke titik yang paling rendah.

Sabtu, 22 Desember 2018

Ambles

Putu Setia | @mpujayaprema

BANYAK yang ambles di ujung tahun ini. Ada calon presiden yang pernyataannya ambles, kalau dia tak terpilih bangsa ini jadi punah, kayak badak bercula satu. Ada habib yang perilakunya ambles, bukannya menebar kebaikan tetapi menganiaya anak-anak.

Bersihkan Hati Sambut Hari Suci

Oleh Ida Pandita Mpu Jaya Prema Ananda

RANGKAIAN Hari Raya Galungan kali ini tergolong istimewa. Orang selalu menyebutkan Galungan digandengkan dengan Hari Raya Kuningan, karena memang tak bisa dilepaskan. Ada kaitan di kedua hari raya itu. Uniknya kali ini, Galungan dan Kuningan dipisahkan oleh tahun masehi. Galungan pada tahun 2018 dan Kuningan pada tahun 2019.

Senin, 17 Desember 2018

MOHON DOA untuk Novel Saya Terbaru

MOHON DOA
Astungkara, bertepatan pada ulang tahun saya ke 68, April 2019, novel saya terbaru akan terbit. Judulnya “Lentera Batukaru”, sebuah novel semi biografi dengan setting politik tahun 1965 penumpasan PKI, setting politik 1971 Pemilu pertama Orde Baru dengan penggolkaran di Bali, juga disertai pergolakan kasta. Bercampur antara drama keluarga, pergolakan kasta dan politik kekerasan di Bali. Sebagian di bawah ini adalah cuplikan kisahnya.

Bali yang Shanti

Oleh Mpu Jaya Prema

SEBUAH sarasehan yang membicarakan masalah mental orang Bali digelar di Denpasar, Sabtu yang lalu. Acara bertajuk “Reaktualisasi Mental Dasar Manusia Bali Menghadapi Tantangan Masa Depan Menuju Bali Shanti” ini diselenggarakan organisasi kemasyarakatan Swastika Bali. Saya menjadi pembicara yang pertama, menyusul Gde Pasek Suardika, Prof I Made Damriyasa dan I Putu Gede Mudarsa. Saya sudah menduga bahwa acara ini akan menjadi pengulangan dari berbagai diskusi dan pembicaraan selama satu dasa warsa terakhir ini.

Sabtu, 15 Desember 2018

Video Terbaru Mpu Jaya Prema di YouTube. Subscrible "manikgeni channel"

Wacana Mpu Jaya Prema Menyambut Hari Raya Galungan

Bagaimana Merayakan-Galungan dengan Benar







Sehat Badan Saja Tak Cukup

Ida Pandita Mpu Jaya Prema Ananda

ANDA sehat? Pertanyaan itu sering muncul di media sosial. Pertanyaan ini sesungguhnya bukanlah betul-betul menanyakan kesehatan seseorang, tetapi lebih banyak menyindir. Mungkin orang yang ditanya itu menulis kata-kata yang cenderung tidak sehat. Misalnya nyinyir. Atau suka menulis hal-hal yang tidak pantas dikatakan. Sehingga orang pun bereaksi dengan menanyakan kesehatannya. Yang sejatinya ditanya bukan sehat badan dan raga, tetapi pikirannya, sehat atau tidak?