Untuk kedamaian dari Rumah Budaya Pasraman Manikgeni, Pujungan, Tabanan, Bali
Sabtu, 26 Desember 2020
Sabtu, 12 Desember 2020
ANDREI ANGOUW
Anda mengenal nama Andrei Angouw? Ia kurang populer dibandingkan Gibran Rakabuming dan Bobby Nasution, yang memenangi pemilihan wali kota di Solo dan Medan. Padahal Andrei juga memenangi pemilihan wali kota di Manado. Yang membedakan adalah status keluarga. Gibran adalah anak Presiden Joko Widodo dan Bobby menantu Presiden, sementara Andrei bukan siapa-siapa.
Sabtu, 05 Desember 2020
Berkerumun
Putu Setia |@mpujayaprema
Pemilihan kepala daerah serentak 2020 tinggal menghitung hari. Sabtu ini hari terakhir masa kampanye, hajatan yang tak terasa gaungnya akibat pandemi Covid-19. Kampanye sangat terbatas. Masyarakat tak bergairah. Tak ada pertemuan besar, tak ada pembagian baju kaos.
Sabtu, 28 November 2020
Rolex
Putu Setia | @mpujayaprema
Ini merek jam tangan. Untuk orang-orang kaya yang tak tahu bagaimana menghabiskan uang. Hanya untuk mengetahui waktu, orang harus mengenakan jam tangan yang harganya milyaran rupiah. Padahal penunjuk waktu ada di setiap tempat. Di mobil, di setiap ruang, di taman kota ada jam penunjuk waktu itu. Di handphone juga ada. Lebih sering mana Anda melihat handphone dibanding melihat jam tangan?
Rabu, 25 November 2020
Bersihkan Hati dari Caci Maki dan Kebencian
Om Swastyastu. Umat sedharma yang terkasih. Semoga selalu dalam lindungan Hyang Widhi. Kita bertemu lagi dalam rubrik Pesan Bijak. Yang bijak bukan pesan dari saya, tetapi yang bijak adalah pesan-pesan yang saya kutip dari berbagai kitab untuk kita jadikan renungan.
Sabtu, 21 November 2020
Jerinx
Putu Setia | @mpujayaprema
Nama aslinya lumayan bagus, I Gede Ari Astina. Tapi, pemukul drum band Superman Is Dead ini perlu nama aneh, menyesuaikan nama bandnya yang tak kalah aneh. Dipakailah nama Jerinx. Apa arti kata itu? Di dalam Bahasa Bali ada kata “jering” mengacu kepada rambut yang acak-acakan tanpa pernah kena sisir. Simbol dari orang yang tak peduli pada dirinya. Entah kalau itu yang dimaksudkan.
Sabtu, 14 November 2020
Pesan Ibu
Putu Setia | @mpujayaprema
Masih ingat pesan ibu? Pertanyaan ini membuat ibu-ibu rumah tangga yang bergerombol di tukang sayur keliling itu pada ketawa. Salah satu menjawab: “Itu kan lagu grup band Padi, tiap hari di televisi. Jangan lupa memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan,” jawab seorang ibu sambil bergoyang. Di tangannya ada seikat kangkung.
Sabtu, 07 November 2020
Vaksin
Putu Setia | @mpujayaprema
Harapan dan kegembiraan itu
tiba-tiba surut. Kembali muncul ketidak-pastian, kapan Covid-19 akan berakhir. Program
pemerintah untuk mengadakan vaksinasi virus corona semakin tak jelas.
Rencana awal vaksinasi akan dilakukan di bulan November ini. Masyarakat terlanjur senang. Mereka tak peduli apa beda vaksin dengan obat. Yang terbayang adalah Covid-19 sudah akan hilang begitu vaksinasi berjalan. Orang bebas bergerak ke mana maunya. Masker pun, yang bikin sesak bagi sebagian orang, bisa dicopot. Anak-anak kembali bersekolah. Harapan yang begitu tinggi setelah sejak Maret lalu semua orang seolah menjadi tahanan rumah.
Sabtu, 31 Oktober 2020
Bunuh Diri
Putu Setia | @mpujayaprema
Seorang siswi Sekolah Menengah Atas di Gowa, Sulawesi Selatan, bunuh diri. Dia merekam saat-saat minum racun itu di handphone-nya. Dia depresi karena kewalahan mengerjakan tugas sekolahnya lewat pembelajaran jarak jauh. Tidak disebutkan apakah dia anak cerdas. Tapi secerdas-cerdasnya anak bagaimana bisa mengerjakan tugas sekolahnya dengan tepat waktu, kalau akses internet kadang ada dan tidak.
Selasa, 27 Oktober 2020
Mengasuh Anak Menjadi Suputra
Minggu, 25 Oktober 2020
Tersangka - Cari Angin Koran Tempo
Putu Setia | @mpujayaprema
Seorang mahasiswa hukum bertanya, “Apakah tersangka bisa diumumkan identitasnya secara terbuka oleh media massa?” Saya menjawab sekenanya sambil meminta dia mencari informasi yang lebih valid. “Tidak boleh. Seorang tersangka belum tentu bersalah sebelum dia dijadikan terdakwa di sidang pengadilan yang terbuka untuk umum. Namanya harus memakai inisial. Polisi dan penegak hukum lainnya sampai sekarang taat pada aturan itu. Teroris paling berbahaya pun jika tertangkap, nama yang diumumkan inisial saja. Koruptor kelas kakap yang tertangkap tangan juga hanya diumumkan inisialnya oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Aparat hukum ini taat asas,” begitu jawaban saya.
Rabu, 21 Oktober 2020
Fokus Pada HK, Sampradaya Lain Jangan Diobok-Obok
Belakangan ini kalau saya amati perbincangan di media sosial, banyak sekali postingan atau status yang mempermasalahkan sampradaya. Seolah-olah semua sampradaya itu merusak tatanan keagamaan kita, setidaknya bagi kita yang melaksanakan tata cara agama Hindu dengan budaya Bali. Bahkan seolah-olah apa yang disebut ashram itu sepertinya harus dihindari oleh masyarakat Bali yang beragama Hindu. Semua ini gara-gara kita diusik oleh aliran Hare Krishna yang sudah berkembang di Bali. Kita tahu kelompok Hare Krishna mempergunakan juga istilah ashram dan sampradaya.
Senin, 19 Oktober 2020
Hukum Karma tak Pernah Salah Sasaran
Umat sedharma yang dikasihi Tuhan. Kita lanjutkan lagi pembahasan kitab Sarasamuscaya, kitab etika warisan leluhur yang diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa Kuno oleh Bhagawan Wararuci. Kita memasuki sloka 352 dengan tema tentang karma phala atau hukum karma. Saya tak menyertakan sloka asli dalam bahasa Sansekerta mau pun sloka terjemahan bebasnya dalam bahasa Jawa Kuno. Nanti dalam buku, kedua jenis sloka itu akan saya cantumkan dengan lengkap. Mari saya mulai sloka ke 352.
Sabtu, 17 Oktober 2020
Bola Mati
Putu Setia | @mpujayaprema
Kamis, 15 Oktober 2020
Sang Durjana Harus Diawasi Berkepanjangan (Sarasamuscaya Sloka 335 – 351)
Om Swastyastu. Umat sedharma yang dikasihi Tuhan. Kita lanjutkan lagi pembahasan kitab Sarasamuscaya, kitab etika warisan leluhur yang diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa Kuno oleh Bhagawan Wararuci. Kita sudah menginjak ke sloka 335 dengan melanjutkan tema sebelumnya, bagaimana kita bergaul terutama jika menghadapi sang durjana, orang yang berprilaku jahat. Saya tak menyertakan sloka asli dalam bahasa Sansekerta mau pun sloka terjemahan bebasnya dalam bahasa Jawa Kuno di sini. Nanti dalam buku, kedua jenis sloka itu akan saya cantumkan dengan lengkap. Mari saya baca sloka ke 335.
Sabtu, 10 Oktober 2020
GADUH
Putu Setia | @mpujayaprema
Undang-undang Cipta Kerja dilahirkan dengan konsep “manajemen gaduh”. Pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat sangat sadar hal itu. Karena mau cepat-cepat selesai. Pemerintah dan DPR yakin kegaduhan bisa diredam.
Selasa, 06 Oktober 2020
Sarasamuscaya Sloka 315 - 334 Hati-hati Bergaul dengan Sang Durjana
Kita lanjutkan terus pembahasan mengenai kitab Sarasamuscaya, kitab etika warisan leluhur yang diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa Kuno oleh Bhagawan Wararuci. Kali ini kita sudah menginjak ke sloka 315 dengan tema: orang durjana. Saya tak menyertakan sloka asli dalam bahasa Sansekerta mau pun sloka terjemahan bebasnya dalam bahasa Jawa Kuno di channel ini. Nanti dalam buku, kedua jenis sloka itu akan saya cantumkan dengan lengkap. Saya mulai dengan sloka ke 315.
Sabtu, 03 Oktober 2020
MUSIM
Putu Setia | @mpujayaprema
Negeri kita hanya punya dua musim, kemarau dan hujan.
Tidak seperti negeri lain yang punya empat musim. Namun, jika musim yang tak berkaitan
iklim, kita punya banyak. Ada musim durian, rambutan, mangga dan lainnya.
Di luar itu, ada musim yang tak berkaitan dengan alam dan pohon. Bukankah dalam kamus bahasa Indonesia ada arti musim yang lain, yakni kegiatan atau sesuatu yang hampir berulang terjadi? Misalnya, musim layang-layang, musim haji, musim kawin.
Jumat, 02 Oktober 2020
Memuja Sang Guru Suci
Mpu Prema Jaya
Sekarang ini banyak sekali ada postingan di media sosial orang-orang yang mencela bahkan menghujat suatu kelompok yang memajang patung atau cuma foto orang suci yang menyebarkan dharma keagamaan. Mereka dihujat bahkan dianggap aliran sesat karena seolah-olah menduakan Tuhan Yang Maha Kuasa. Mereka dituduh tidak memuja Tuhan, tetapi memuja guru spiritual yang adalah manusia biasa. Lalu buntutnya disela sebagai kelompok sampradaya Hindu yang aliran yang merusak adat dan tradisi Hindu. Kemudian bahkan disambung ungkapan kebablasan: bubarkan...
Sabtu, 26 September 2020
Pernak Pernik Hari Raya Kuningan
Mpu Jaya Prema
Kita memasuki hari raya Kuningan, sebagai penutup hari Galungan. Karena itu banyak orang kalau ingin mengucapkan selamat pastilah Galungan dan Kuningan selalu dikaitkan. Jadinya Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan.
Kampanye
Putu Setia | @mpujayaprema
Hari ini, kampanye pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak dimulai. Ada 9 daerah yang memilih gubernur, 224 yang memilih bupati dan 37 yang memilih walikota. Tentu beserta wakil-wakilnya. Bayangkan, betapa banyaknya orang yang kampanye.
Jumat, 25 September 2020
SARASAMUSCAYA Sloka 300-314 Kepada Siapa Kita Layak Bergaul
Umat sedharma yang terkasih. Kita lanjutkan pembacaan kitab Sarasamuscaya yang sudah menginjak ke sloka ke 300. Tema kali ini masih tentang orang yang berilmu dan berbudi. Dalam tema ini juga mengungkap bagaimana cara kita bergaul dan kepada siapa kita baiknya bergaul. Seperti biasa, saya tak menyertakan sloka dalam versi bahasa Sansekerta maupun dalam bahasa Jawa Kuno, karena sloka dalam kedua bahasa itu akan ada di dalam buku saya, kalau sudah terbit. Oke saya mulai dengan sloka 300.
Minggu, 20 September 2020
Sarasamuscaya Sloka 280-299 Membantu Orang Miskin
Umat sedharma yang terkasih. Kita lanjutkan pembacaan kitab Sarasamuscaya yang sudah menginjak ke sloka ke 280. Tema kali ini masih tentang harta dan kekayaan, namun dalam kaitan dengan kemiskinan atau orang-orang miskin. Seperti biasa yang sudah-sudah, saya tak akan menyertakan versi bahasa Sansekerta maupun dalam bahasa Jawa Kuno. Nanti dalam buku yang saya terbitkan sloka ke dalam dua bahasa itu akan disertakan secara komplit. Saya mulai dengan sloka 280.
Sabtu, 19 September 2020
Terpapar
Putu Setia | @mpujayaprema
Kematian adalah misteri. Kapan waktunya hanya Tuhan yang tahu, kapan Beliau memanggil. Tapi, konon kita bisa menentukan saat kematian itu sendiri. Misalnya dengan bunuh diri meloncat dari gedung tinggi. Atau menembak diri sendiri, seperti yang dilakukan terdakwa korupsi Kepala Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Badung, seusai diperiksa kejaksaan. Nah, para leluhur kita di Jawa dulu menyebutnya itu salapati. Jalan kematian yang salah dengan neraka terburuk di akhirat. Namun, jalan itu pun tetap dalam perdebatan. Kalau Tuhan “belum berkenan” kan bisa saja pistol untuk bunuh diri itu macet, lalu petugas memergoki.
Minggu, 13 September 2020
REM DARURAT - Jokowi Harus Rombak Kabinet
Putu Setia @mpujayaprema
Manusia merencanakan, corona menentukan. Gubernur Anies Baswedan boleh saja merencanakan untuk membuka gedung bioskop di Jakarta, memenuhi desakan pengusaha. Tapi Covid-19 menentukan lain. Jangankan membuka gedung bioskop, malah kini memberlakukan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang ketat, seperti awalnya wabah Covid-19 merebak. Anies mengibaratkan sebagai menarik rem darurat.
Memahami Sarasamuscaya Sloka 261- 279 tentang Harta Kekayaan
Umat sedharma yang terkasih. Kita lanjutkan pembahasan kitab Sarasamuscaya yang sudah menginjak ke sloka ke 261. Tema kali ini adalah tentang harta dan kekayaan, bagaimana kita memperolehnya dan bagaimana kita mempergunakannya. Karena tema ini agak panjang, terdiri dari 39 sloka maka saya akan membagi dalam dua bagian. Seperti biasa yang sudah-sudah, saya tak menyertakan sloka dalam versi bahasa Sansekerta maupun dalam bahasa Jawa Kuno. Nanti dalam buku yang saya terbitkan sloka ke dalam dua bahasa itu akan disertakan secara komplit. Saya mulai dengan sloka ke 261.
Senin, 07 September 2020
Sarasamuscaya Sloka 251 - 260 Perbuatan yang Terpuji
Umat sedharma yang berbahagia. Kita lanjutkan pembahasan Kitab Sarasamuscaya, kitab yang berisi himpunan etika dalam meniti kehidupan ini himpunan Bhagawan Wawaruci. Saya tidak menyertakan bahasa Jawa Kuno atau di Bali disebut bahasa Kawi, mau pun bahasa Sansekerta, karena pembahasan yang lengkap termasuk sloka dalam kedua bahasa itu nanti ada di buku saya. Pada seri ini temanya adalah Perbuatan yang Terpuji. Cukup ringkas, hanya terdiri dari 10 sloka, mulai dari sloka 251 sampai sloka 260. Baiklah, saya mulai dengan sloka ke 251.
Sabtu, 05 September 2020
Calon
Putu Setia @mpujayaprema
Pemilihan langsung kepala daerah (pilkada) serentak sudah memasuki tahap pendaftaran calon. Meski Covid-19 terus menanjak naik, nampaknya kepastian pilkada pada 9 Desember tak bisa lagi diundur. Mungkin karena pilkada akan menggerakkan sektor ekonomi. Para calon akan datang mengunjungi masyarakat, dan tentu membawa sembako. Setidaknya membawa masker, karena kalau ketahuan menyerahkan uang disebut money politic.
Senin, 31 Agustus 2020
Sarasamuscaya Sloka 234-250 Anak Wajib Hormat Kepada Orangtuanya.
Umat sedharma yang berbahagia. Kita lanjutkan pembahasan Kitab Sarasamuscaya himpunan Bhagawan Wawaruci. Kitab yang berisi himpunan etika dalam meniti kehidupan ini. Saya tidak menyertakan sloka itu, baik yang menggunakan bahasa Jawa Kuno atau di Bali disebut bahasa Kawi mau pun bahasa Sansekerta. Ini dimaksudkan agar kita lebih menukik ke pokok bahasan. Bagi sahabat yang ingin membaca teks dalam bahasa Jawa Kuno, termasuk apa yang saya uraikan dalam pembahasan ini, silakan nanti menunggu bukunya.
Minggu, 30 Agustus 2020
SIARAN
Putu Setia @mpujayaprema
Masih menonton televisi? Kita memang butuh informasi dan hiburan. Tapi ada teman yang sampai lupa kapan terakhir dia menonton televisi. Soal informasi dan hiburan, kata dia, sudah cukup lewat handphone yang menemaninya ke mana-mana.
Sabtu, 29 Agustus 2020
Sabtu, 22 Agustus 2020
Obat Corona
Kasus positif Covid-19 terus bertambah. Sampai Jumat kemarin yang terpapar positif 149.408 orang dan yang meninggal 6.500 orang. Bagi yang optimistis dan suka bercanda, satu-satunya yang tak bertambah adalah jumlah provinsi yang terdampak. Dari dulu tetap 34 provinsi.
Selasa, 18 Agustus 2020
Hare Krishna, Parisada, dan Adat Bali
Mpu Jaya Prema
Om Swastyastu. Sahabat yang baik dan umat sedharma yang terkasih. Kita bertemu kembali dalam rubrik Dharma Tula. Seperti namanya dharmatula saya akan menjawab pertanyaan yang masuk. Tapi saya akan rangkum pertanyaan itu sehingga tak terlalu menyita waktu. Perlu saya ingatkan sekali lagi, pendapat saya ini bersifat pribadi, bukan mengatas-namakan lembaga atau juga mengatas namakan perguruan. Jadi terbuka kemungkinan kita berbeda pendapat. Saya tak ingin memonopoli kebenaran. Biarlah kebenaran datang dari segala arah, termasuk dari tempat yang tidak kita sukai. A no bhaadrah kratavo yantu visvato
Oke, ini pertanyaan itu.
Bagaimana kelanjutan tentang polemik sampradaya Hare Krishna yang ditolak oleh masyarakat Bali. Apa sudah ada sikap Parisada tentang hal ini? Apa Hare Krishna perlu dibubarkan? Kenapa Parisada terkesan lamban?
Sabtu, 15 Agustus 2020
Nararya
Sabtu, 08 Agustus 2020
Kotak Kosong
Tong kosong nyaring bunyinya. Itu peribahasa lama, ketika para pujangga di masa lalu sulit mencari rujukan soal bunyi nyaring. Sekarang tak ada tong yang berbunyi nyaring, kosong mau pun berisi.
Kamis, 30 Juli 2020
Dalam Hindu, Krishna bukan Tuhan tapi Awatara
Mpu Jaya Prema
Om Swastyastu. Sahabat yang baik dan umat sedharma yang terkasih. Saya memperkenalkan rubrik baru, Dharma Tula, di blog ini. Rubrik ini berisi diskusi masalah-masalah agama atau minimal berisi tanya jawab antara saya dengan siapa saja yang mengikuti blog ini. Diskusi atau obrolan semacam itu disebut dharma tula. Jika dharma wacana sifatnya monoton atau satu jalur saja, maka dharma tula bisa interaktif atau saling bertanya jawab. Silakan bertanya atau mendebatnya dalam kolom komentar.
Krishna Bukan Tuhan dalam Ajaran Hindu
Om Swastyastu. Sahabat yang baik dan umat sedharma yang terkasih. Saya memperkenalkan rubrik baru, Dharma Tula, di channel YouTube “Manikgeni *Mpu Jaya Prema”. Rubrik ini berisi diskusi masalah-masalah agama atau minimal berisi tanya jawab antara saya dengan siapa saja yang mengikuti channel ini. Diskusi atau obrolan semacam itu disebut dharma tula. Jika dharma wacana sifatnya monoton atau satu jalur saja, maka dharma tula bisa interaktif atau saling bertanya jawab.
Jika di YouTube tersaji bentuk video dan audionya, maka di blog ini akan saya bagikan bentuk teksnya. Jika ada perbedaan sedikit, itu hanya bunga-bunga saja, bukan berbeda dalam substansinya.
Sabtu, 11 Juli 2020
Buron
Jika merujuk ke kamus Bahasa Indonesia, buron adalah orang yang sedang dikejar polisi. Ada pun di kamus bahasa-bahasa daerah, buron merujuk ke binatang. Yaitu binatang yang biasa diburu.
Sabtu, 04 Juli 2020
Marah
Putu Setia | @mpujayaprema
Marah adalah sifat dasar manusia. Tapi mengumbar marah sangat bergantung pada situasi dan posisi seseorang. Konon seorang pendeta yang pemarah adalah jauh dari etika kependetaan seperti welas asih dan mengayomi. Begitu pula seorang pemimpin, menurut ajaran etika leluhur Nusantara, apakah itu dari Kekawin Ramayana, Sutasoma, dan banyak lagi yang teksnya masih berbahasa Jawa Kuno.
Sabtu, 27 Juni 2020
Lomba Corona
Terobosan baru dari Kementrian Dalam Negeri di era pandemi Covid-19. Menyelenggarakan berbagai lomba. Baru saja selesai lomba video inovasi menghadapi new normal. Akan menyusul lomba melandaikan kurva penyebaran virus. Entah berapa milyar pula disediakan hadiah, belum diumumkan.
Sabtu, 20 Juni 2020
Kritik
Bagi sebagian rakyat, ada dua kewaspadaan yang bersifat nasional yang harus diperhitungkan hari-hari ini. Yang pertama tentu Covid-19, virus yang tak kelihatan wujudnya. Yang kedua, penyampaian kritik. Ini juga tak jelas apa kriterianya sehingga berurusan dengan polisi.
Sabtu, 13 Juni 2020
BANDEL
Putu Setia | @mpujayaprema
Euforia new normal terjadi di seluruh pelosok negeri. Pusat-pusat perdagangan, dari mal sampai pasar tradisional, mulai dibuka. Pengelola tempat wisata juga berancang-ancang untuk membuka usahanya. Termasuk di daerah dengan kasus positif Covid-19 masih tinggi.
Jumat, 12 Juni 2020
INI CUMA PERAGAAN
Sabtu, 06 Juni 2020
Transisi
Putu Setia | @mpujayaprema
Babak baru dalam memutus penyebaran virus corona atau yang disebut Covid-19. Pemerintah mengumumkan tahapan baru yang akan dilaksanakan awal bulan ini. Ada 5 fase yang disiapkan pemerintah pusat menuju new normal. Tapi tak semua daerah mengikuti arahan itu.
Jumat, 05 Juni 2020
Piodalan Virtual
Sabtu, 30 Mei 2020
Normal
Putu Setia | @mpujayaprema
Rabu, 27 Mei 2020
MEMBACA & MEMAHAMI SARASAMUSCAYA
Minggu, 24 Mei 2020
Memahami Sarasamuscaya (Seri 8) : Weda Sumber Ajaran Dharma
Om Swastyastu. Sahabat yang baik. Umat sedharma yang berbahagia. Sekarang saya sampai pada tema Sumber Dharma dari kitab Sarasamuscaya himpunan Bagawan Wararuci ini. Tema ini dimulai pada sloka ke 37 sampai sloka ke 40 dan saya tuntaskan dalam satu seri 8 ini. Baiklah saya langsung saja bacakan sloka ke 37.
Yang ujarakena sakareng, sruti ngaranya sang hyang catur weda, sang hyang dharmasastra smerti ngaranya. Sang hyang sruti lawan sang hyang smerti, sira juga pramanakena, tutakena warawarah nira, ring asing prayojana, yawat mangkana paripurna alep sang hyang dharma prawerti.
Minggu, 17 Mei 2020
Memahami Sarasamuscaya (seri 7): Yang Menemani Saat Meninggal
Om Swastyastu. Sahabat yang baik. Umat sedharma yang terkasih. Pada seri ke 7 ini saya akan membacakan dan membahas sloka ke 32 sampai sloka 36 sehingga tema tentang Keagungan Dharma atau Hakekat Kebenaran bisa disudahi. Ayo mari saya bacakan sloka ke 32.
Apanikang kadang warga rakwa, ring tunwan hingan ikan pengater aken, kunang ikang tumut, sahayaning dadi hyang ring paran, gawenya subhasubha juga, matangnyan prihena tiking gawe hayu, sahayanta amuntu nakena ri pona dhala.
Sabtu, 16 Mei 2020
Kaget
Putu Setia | @mpujayaprema
Dalam hal membuat masyarakat kaget, pemerintah semakin mahir. Di tengah-tengah orang sibuk mengurusi pandemi Covid-19, Joko Widodo meneken peraturan presiden yang menaikkan kembali iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Berbusa-busa pun pemerintah menjelaskan bahwa kenaikan iuran itu sudah dikaji dengan matang, tetap saja menunai kritik.
Minggu, 10 Mei 2020
Memahami Sarasamuscaya (Seri 6): Hidup di Jalan Dharma
Om Swastyastu. Sahabat yang baik. Umat sedharma yang berbahagia. Pada seri ke 6 ini kita masih membahas masalah dharma, hubungan prilaku baik dalam kehidupan dengan pahala yang akan kita peroleh, baik dalam kehidupan ini mau pun kehidupan mendatang. Kita sampai pada sloka ke 26 dari kitab Sarasamuscaya ini. Begini bunyinya.
Yan wruha ketikang wwang an niranta anginte manunggang ri mastakanya ikang mretyu, yaya tan hyunanya mangana tuwi, nguninguni magawayaning adharma.
Sabtu, 09 Mei 2020
Akhir Corona
Putu Setia | @mpujayaprema
Minggu, 03 Mei 2020
Memahami Sarasmuscaya (Seri 5): Keagungan Dharma (lanjutan)
Om Swastyastu. Sahabat yang baik. Umat sedharma yang terkasih. Saya lanjutkan membaca dan memahami kitab Sarasamuscaya himpunan Bagawan Wararuci ini. Saya ingatkan berulang-ulang, ini kitab yang berisi 511 sloka tentang etika hidup sebagai manusia di bumi ini. Dan yang saya bacakan ini adalah versi bahasa Jawa Kuno, karena kitab ini memuat dua bahasa, yakni bahasa Jawa Kuno atau di Bali disebut bahasa Kawi dan bahasa Sansekerta. Pada seri ke 5 ini saya akan lanjutkan pembacaan mulai sloka 20, temanya masih tetap tentang Keagungan Dharma.
Ini sloka ke 20
Sabtu, 02 Mei 2020
Perantau
Putu Setia | @mpujayaprema
Larangan mudik yang diberlakukan secara ketat, termasuk di daerah yang tidak berstatus pembatasan sosial berskala besar, sangat memukul para perantau. Mereka tak bisa kembali ke kampung halamannya. Mereka dihadang polisi dan disuruh balik. Padahal kalau balik lagi, mereka sudah kehilangan pekerjaan, tidak bisa lagi mencari nafkah. Dan bahkan sudah tak lagi punya tempat tinggal di rantau. Mereka sudah meninggalkan rumah kost.
Minggu, 26 April 2020
Memahami Sarasamuscaya (Seri 4): Keagungan Dharma
Om Swastyastu. Sahabat yang baik. Umat sedharma yang terkasih. Sekarang kita menginjak pada tema tentang Keagungan Dharma atau juga bisa disebut Hakekat Kebenaran. Ini dimulai dari sloka ke 12 sampai nanti pada sloka ke 36. Meski sloka-sloka dalam kitab Sarasamuscaya ini saling terkait, namun pembagian temanya bisa dipilah-pilah. Mari saya bacakan sloka ke 12.
Sabtu, 25 April 2020
Pulang Kampung
Putu Setia | @mpujayaprema
Rasanya kita tak perlu meneruskan debat tentang apa beda pulang kampung dengan mudik. Tak perlu bertanya ke ahli bahasa, pun bertanya ke politikus. Fokus saja ke soal pemutusan penularan wabah virus corona atau Covid-19 lewat pergerakan orang.
Minggu, 19 April 2020
Memahami Sarasamuscaya (Seri 3): Berbuat Baik untuk Mendapat Moksha
Om Swastyastu. Sahabat yang baik. Umat sedharma yang terkasih. Sekarang di seri ke 3 ini, saya mulai membacakan sloka ke 8 Sarasamuccaya, kitab etika yang disusun Bagawan Wararuci, warisan leluhur kita di Jawa. Saya sampaikan lagi, sloka yang saya baca hanya yang berbahasa Jawa Kuno, bukan yang berbahasa Sansekerta.
Dan ini sloka yang ke 8.
Sabtu, 18 April 2020
Empati
Putu Setia | @mpujayaprema
Ternyata benar. Romo Imam, sahabat ngobrol saya, datang ke kampung. Ini hari ke 30 saya mengikuti program #dirumahsaja, sejak Presiden Joko Widodo mengimbau agar masyarakat melakukan phisical distancing. “Kalau di sini sih betah, rumah dengan halaman luas tidak membuat bosan,” kata Romo dengan senyum khasnya. Romo ingin di rumah saya barang seminggu.
Minggu, 12 April 2020
Memahami Sarasamuscaya (Seri 2): Tujuan Hidup Manusia
Om Swastyastu. Umat sedharma yang terkasih. Kita lanjutkan pembacaan kitab Sarasamuscaya untuk sloka ke 4 dan seterusnya. Ini kitab yang penting untuk mempelajari bagaimana menjalani hidup ini dengan etika yang benar.
Ini bunyi sloka 4
Sabtu, 11 April 2020
Berganti Yuga
Putu Setia | @mpujayaprema
Apakah Anda masih mengikuti berita Covid-19? Masih rajin menonton televisi dan menyimak bagaimana penyebaran virus ini diberbagai daerah? Berapa kasus positif bertambah tiap hari, berapa yang meninggal, dan berapa yang sembuh. Kalau kesehatan Anda tetap prima dan pikiran tenang, tak ada masalah yang serius. Angka-angka itu bagi Anda mungkin seperti menunggu skor Liga Inggris saat masih bergulir.
Minggu, 05 April 2020
Memahami Sarasamuscaya (Seri 1): Manusia Makhluk Utama
Sahabat yang baik dan umat sedharma yang terkasih. Saya ingin mengajak kita semua untuk membaca berulang-ulang kitab Sarasamuccaya, kitab warisan leluhur yang berisi himpunan tentang etika. Kitab yang disusun Bhagawan Wararuci di abad ke 9 ini berisi 511 sloka atau ayat yang semuanya berupa himpunan tentang etika. Kitab ini berbahasa Sansekerta namun oleh Bhagawan Wararuci diterjemahkan kedalam bahasa Jawa Kuno atau di Bali sering disebut Bahasa Kawi. Terjemahannya itu disertai dengan penafsiran Sang Bhagawan sehingga terasa ada yang diperpanjang.
Sabtu, 04 April 2020
Karantina
Putu Setia | @mpujayaprema
Penjual bubur itu termangu menunggu pelanggan yang tak kunjung datang. Saya salah satu pelanggannya, tapi sudah lebih seminggu tak mampir karena mengikuti imbauan pemerintah untuk diam di rumah.